Nggak
perlu capek jaga kesetiaan jika belum menjadi kekasih yang halal, semua bisa
berubah setiap saat, Alloh maha membolak-balikkan hati manusia, semua bisa
terjadi diluar dugaan …
Kenapa
harus capek dan letih mengikatkan diri pada sebuah kesetiaan di jalan yang tidak
diridhoi Alloh, kecuali telah halal melalui proses pernikahan. Sebenarnya kita peka
atau memang Alloh telah mencabut anugerah kepekaan pada diri kita, sehingga hal
yang melanggar aturan warningnya sudah tak sensitive lagi ke hati. Kalau sudah
begini kita perlu waspada, bisa jadi dosa kita terlalu banyak dan berkarat
sehingga menutupi kepekaan radar hati
kita dalam menjejak baik buruknya tindakan kita. Setidaknya kita harus
introspeksi dan berbenah diri.
Mari
kita awali lagi niat kita dalam menjalani kehidupan ini dengan ikhlas dengan belajar melepas beban-beban hidup masa
lalu yang hanya menyita waktu kita yaitu dengan berbuat lebih baik dan
bermanfaat sebagai penebus ketertinggalan dan kelalaian kita, serta kembali
menjaga kesetiaan terhadap perintah -perintah-Nya. Alloh Maha Pengampun, jangan
pernah berkecil hati dengan rahmat-Nya. Bila hidup kita telah mampu menjalani
kehidupan dengan sabar dan ikhlas maka
hati akan merasa bebas dari rasa kawatir yang tak semestinya. Pada dasarnya
kita harus yakin dengan rencana baik Alloh.
Dengan demikian tak perlu lagi kita harus merasa was-was yang berlebihan,
mengeluh di sana-sini hampir ditiap media social dan bahkan disaksikan
masyarakat se-Indonesia Raya lagi. Ingatlah bahwa nggak semua orang simpati
dengan kita dan masalah kita. Justru orang-orang yang benar-benar memahami
kehidupan malah prihatin, kenapa kita banyak menyia-nyiakan kesempatan baik yang
diberikan Alloh untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Dimana rasa syukur kita?
Tidakkah kita melihat saudara-saudara kita yang mengalami penderitaan akibat perang,
yang untuk urusan makan saja susah, sedangkan kita disini yang berpeluang
banyak untuk berbuat baik malah sibuk mendramatisir permasalahan yang
seharusnya tak perlu dipermasalahkan.. Kita terlahir tanpa beban, setidaknya bila
mati nanti jangan membawa beban. Dan perlu diingat masalah bukanlah beban,
justru tantangan menuju pendewasaan yang akan membuka jalan baru sehingga mempermudah
dan menjadi solusi pada perencanaan kehidupan di masa depan.
Dari
uraian diatas perlu kita ingat lagi bahwa kesetiaan yang benar-benar bernilai
yaitu kesetiaan yang teruji dalam ikatan sakral yang dihalalkan dan
diridhoi-Nya, diluar semua hal tersebut, kesetiaan itu hanya jebakan maksiat belaka. Betapa
tidak, jika kita tidak ada ikatan halal kenapa kita menghambakan diri pada
kesetiaan yang terlarang bahkan
menyerahkan hargadiri sebelum benar-benar hal itu halal, walaupun nanti arahnya ke situ (hal yang dihalalkan).
Namun bagaimanapun juga ,jika niat yang baik diawali dengan cara yang nggak
baik otomatis rentetannya juga nggak baik. Jangan dikira Tuhan hanya diam dan
membiarkan seolah tak menyiapkan akibatnya. Kadang disitulah kita sering
terjebak dalam pemahaman yang keliru, dianggap Tuhan sudah mengampuni dan menutup cerita tanpa mempermasalahkan
perbuatan kita sebelumnya, untuk itu Alloh kadang memberi ujian lanjutan kepada
hamba-Nya sebagai penebus kelalaian masa lalu agar mau belajar dan tak terulang di masa mendatang terutama pada
generasi penerusnya. Mohon maaf sebelumnya, tulisan ini bukan untuk
mendiskreditkan pihak manapun bahkan justru jadi pengingat sekaligus sebagai nasihat
bersama termasuk nasehat bagi penulis sendiri agar lebih berhati-hati dalam
melangkah dan menyusun masa depan agar selalu mendapat petunjuk-Nya sehingga
mendapatkan keselamatan hidup di dunia dan akhirat.aamiin… https://goo.gl/FJqJWY
No comments:
Post a Comment