Takutlah yang wajar agar tak menutup
nurani untuk memahami maksud Tuhan.
Rasa nyaman seringkali mematikan
akal, hati dan pikiran kecuali bagi orang yang selalu ingat dan pandai
bersyukur. Namun herannya keadaan yang nyaman bagi sebagian orang cenderung
membuat was-was bahkan dihinggapi rasa ketakutan yang tak seharusnya. Perasaan
itu selalu menghantuinya apalagi nanti saat benar-benar dihadapkan pada kondisi
yang ditakutkan, mungkin nanti bisa-bisa menyebabkan keputusasaan.
Tak perlu kita berlebihan menyikapi
kekawatiran yang belum tentu terjadi, bersikaplah yang wajar agar tak menjadi
kebiasaan buruk yang berlarut-larut sehingga tak sempat bisa merasakan
nikmatnya kehidupan.
Baik suka maupun duka bila kita
bijak cara menyikapi dan menempatkannya, maka keduanya akan sama-sama jadi
kenikmatan tersendiri. Tapi nanti dulu, tak semua orang dapat melakukannya.
Yang pertama kali harus diperhatikan yaitu, bagaimana dulu hubungan kita dengan
Tuhan, sesama dan terhadap alam. Jika syarat itu sudah terpenuhi inshaAllah
kita diberi kemampuan dan kemudahan oleh Allah SWT untuk melakukannya. Kita
disini tidak bermaksud untuk menggurui atau ingin dianggap apapun, posisi kita
disini sama tanpa ada pengecualian yaitu sebagai orang yang sama-sama belajar dan
menggali pemahaman-pemahaman sederhana dari pengalaman yang terjadi dalam
kehidupan kita sehari-hari. Yang tujuan akhirnya diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan solusi terhadap permasalahan-permasalahan kehidupan yang ada
saat ini, besok dan yang akan datang nanti. Dan mohon maaf jika sajian ini
mungkin kurang berkenan di hati namun setidaknya dapat memberikan stimulan baru
bagi para pemerhati yang lain,agar turut serta
memberikan umpan balik yang bagus, baik berupa kontribusi ilmu
pengetahuan, pemikiran, dan sebagainya, yang terpenting bermanfaat bagi masyarakat
luas.