Tak ada kata kecewa karena cinta selama
kita tak menumpukan harapan pada sesuatu yang kita cintai.
Cinta Allah begitu besar kepada
hamba-Nya sehingga tak merasakan tersakiti dengan tingkah-tingkah nakal kita
bahkan tetap menyayangi seburuk apapun kita bertingkah.
Harusnya rumusan itu perlu juga
diberlakukan dalam kehidupan kita, jangan butakan cinta dengan harapan-harapan
besar, tapi besarkan cinta untuk membuka seluas-luasnya harapan. Jika harapan
telah melebihi cinta maka bersiaplah untuk kecewa. Kita semua bukan tumpuan
harapan, jadi ketika kita sedang jatuh cinta jangan terlalu berharap lebih
sehingga hati dan pikiran jadi buta yang pada akhirnya terbuai khayalan-khayalan
kosong yang indah, seakan-akan rasa cinta yang ada bisa terus tumbuh begitu
saja. Dan nyatanya tak semua orang mampu terus menumbuhkannya, paling-paling
hanya sebatas ketika belum mendapatkannya saja rasa cinta itu bisa terus tumbuh,
namun nyatanya setelah apa yang kita cinta sudah didapat,banyak yang tak mampu
lagi menumbuhkan dan mempertahankan perasaan cinta itu lagi seperti awal-awal
jatuh cinta. Kenapa bisa begitu? Karena kita sendiri telah melalaikan mencintai
sang pemilik cinta yaitu Allah SWT yang cinta-Nya tak pernah meredup dan pasang
surut. Jika pondasi dasar cinta kita pada Tuhan sudah melekat, niscaya cinta
terhadap pasanganpun bakal langgeng, semua juga tergantung pada kedua insan
yang menjalani, jika keduanya atau salah satunya tak punya pondasi dasar seperti
yang telah disebutkan tadi, maka jangan berharap menjadi hubungan yang
langgeng, mungkin saja bisa bertahan namun belum tentu menjadi jaminan tumbuh
harmonis seperti yang diidamkan semua orang. Akibatnya tak sedikit yang putus
di tengah jalan dan akhirnya mencari lagi cinta yang baru, bahkan hal seperti
ini malah ada yang terjadi berulangkali. Jika telah demikian biasanya nafsulah
yang lebih berperan menguasai perasaan cinta, sehingga yang timbul justru hawa
nafsu yang mengatasnamakan cinta.
Cinta itu
tak pernah menyakiti, jika merasa sakit berarti nafsu lebih mendominasi perasaan
kita dengan harapan-harapan indah, ketika tak sesuai harapan akhirnya kecewa
tingkat dewa. Terus yang nyuruh berharap pada cinta siapa? Cinta itu bukan
harapan, dan Tuhanlah tumpuan harapan kita yang mutlak. Cinta hanya pengantar
rasa. Mari kita mohon bersama pada Allah SWT agar kita dapat memahami cinta
dengan pengertian dan pemahaman yang benar, sehingga kita dapat merasakan cinta
yang benar-benar cinta dan bukan nafsu yang mengatasnamakan cinta. https://goo.gl/eDjtrh
No comments:
Post a Comment