Kita
hanya seonggok tulang yang terbungkus daging, lalu apa yang patut dibanggakan
jika tak punya iman?
Allah
ngga nyuruh hidup hanya untuk menghidupi raga, tapi jangan lupa untuk berpikir
bahwa ruh kita jugabutuh makanan dan nutrisi spiritual. Hal inilah yang sering
kita abaikan. Jika raga kita lapar tentu
tak menunggu disuruh untuk mengenyangkannya, tapi jika ruh yang lapar, kadang
kitapun nggak peka sama sekali seolah-olah telah mati rasa. Ini hal yang sangat
substansial , dimana perilaku kita juga punya
kontribusi besar terhadap indra kepekaan rasa batin kita. Semakin kita
mengenyangkan raga semakin kita
melaparkan ruh, dimana ruh tak lagi tangguh dalam mengontrol keinginan nafsu dunia, dan begitu
pula sebaliknya jika kita sering melaparkan raga, (misalkan berpuasa, menahan
kesenangan nafsu duniawi, serta berbuat
baik lainnya) maka semakin mengeyangkan
ruh kita sehingga lebih tangguh dalam
mengendalikan godaan nafsu duniawi. Pesan ini bukanlah sebuah obsesi
maupun inspirasi belaka tapi benar-benar telah terbukti menjadi pengalaman
spiritual tersendiri bagi sebagian besar kalangan alim, bahwa kepekaan rasa
lapar pada ruh hanya dapat dikenyangkan dengan cara pendekatan terhadap Tuhan, yaitu dengan mematuhi
perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
No comments:
Post a Comment