Garis keturunan yang baik dan
terhormat bukan jaminan yang menjadikan kita menjadi kalangan terhormat, tapi
semua tergantung pada bagaimana cara kita membawa diri.
Kehormatan dan harga diri kita
terbentuk dari perilaku yang berbudi luhur, baik dari segi ucapan maupun
tindakan dan bukan dari hasil rekayasa
yang selama ini diberlakukan di masyarakat, hanya karena berasal dari riwayat
garis keturunan yang baik maka dianggap semua keturunannya baik tanpa
memperdulikan apakah perilaku-perilaku tersebut sudah benar-benar mencerminkan
tradisi yang baik dari leluhur terdahulunya atau belum.
Jika tradisi perilaku leluhur yang
baik tersebut tak berlaku pada garis keturunannya maka penghormatan-penghormatan
tersebut menjadi terkesan kurang pada tempatnya, sehingga perilaku buruk tetap
dianggap baik terutama bagi para pengikutnya.
Dan sangat beruntung sekali Allah
memberikan rumusan yang sederhana tentang hal ini bahwa kehormatan dan harga
diri tersebut tergantung dari amal perbuatan kita sendiri, baik terhadap sesama
maupun terhadap Tuhannya tanpa memandang syarat status apapun. Baik dan buruknya
amal perbuatan itu adalah pilihan hidup, dan akibatnya akan kembali kepada kita
sesuai dengan pilihan tersebut.
Jadi pada kesimpulannya kehormatan dan harga
diri itu tak perlu diminta atau diharap tapi perlu kita berikan sehingga
pemberian itulah yang otomatis kembali pada kita, yaitu menjadikan kita
terhormat dan dihargai. Jika kita masih berharap orang lain untuk menghormati
dan menghargai diri kita berarti sama saja menunjukkan bahwa diri kita tak
berharga dan memang tak layak untuk dihargai.
No comments:
Post a Comment