Ilmu itu bukan sarana untuk mendebat
tapi sarana untuk mengenali Tuhan lebih dekat.
Banyaknya ilmu dan pengertian yang
didapatkan tak kan berbobot bahkan terasa ringan seperti kapas yang mudah
terhempas saat tertiup angin sebelum benar-benar kita melalui, mengalami dan menerapkan
dengan benar dalam kehidupan nyata. Jika melihat dan membayangkan perjalanan hidup
yang sulit saja sudah tak sanggup apa lagi hendak menjalani.
Mari gali ilmu dan pengertian hidup
yang dalam agar kita mampu menguburkan sedalam-dalamnya semua keburukan yang
menguasai diri dalam hati hingga tersisa kebaikan yang yang membawa ketenangan.
Dengan begitu kita lebih mudah mengendalikan diri. Jika hal ini telah mampu
terkuasai maka hati jadi damai, tak mudah tersinggung, dan tak mudah takjub dengan perilaku dunia. Semua ngga sulit hanya saja
kita malas untuk segera memulai dan bertindak.
Jika kita membiarkan diri terhanyut dalam
kenyamanan pikiran dan hati yang dangkal maka disitulah sebenarnya kita telah
membuka celah penyulut bagi merasuknya rasa emosi dan benci hingga akhirnya memunculnya
perasaan mudah tersinggung ketika bertemu permasalahan yang bertentangan dengan
keyakinan, karena merasa keyakinan sendirilah yang paling benar. Nah justru di
situlah sebenarnya letak labilnya pengendalian diri tersebut. Mengingat
keyakinan tiap individu itu berbeda,jadi hal ini tak harus dipertentangkan tapi
perlu dirangkul dalam wadah kerukunan yang didalamnya ditanamkan kesadaran
untuk membina rasa saling menghormati sehingga tercipta nuansa hidup yang
berwarna dalam satu cinta. Nah begitu juga kita diciptakan Tuhan dalam dua
jenis yang berbeda tiada lain untuk disatukan dalam satu cinta guna meraih
kebahagiaan hidup bersama.Smoga Allah senantiasa membuka hati dan pikiran kita
agar selalu bersabar dalam menghadapi apa yang tersurat hingga akhirnya mampu
untuk memahami apa yang tersirat. Aamiin…
https://goo.gl/eDjtrh
No comments:
Post a Comment