Saturday, January 28, 2017

NGGA USAH REPOT



Jangan terlalu dini menyimpulkan sesuatu hanya karena perbedaan sudut pandang, kita bukanlah sumber kebenaran, kita sendiri sudah  jadi sumber permasalahan. Ngga usah repot-repot lagi cari masalah dengan mencari-cari kesalahan orang lain sementara kita lalai dengan kesalahan-kesalahan sendiri.
Bila kita bermaksud ingin menyampaikan sesuatu yang baik, sampaikan saja. Selama niatan kita baik jangan pernah ragu menyampaikannya walau cara kita dianggap alay dan tak semutu dengan cara mereka. Jika kita yakin akan pertolongan Allah, bagaimanapun juga cara penyampaian tersebut bakal mengena di hati para pembaca, walau tersaji apa adanya. Allah tak mengenal metode logika manusia. Jika Dia berkehendak apapun bisa terjadi diluar logika kita. Oleh karena itu kita jangan merasa paling benar dan paling unggul dalam segala hal berkaitan dengan dunia ilmu yang telah dipelajari. Justru disitulah letak sempitnya wawasan kita. Harusnya ilmu itu bertujuan supaya kita mampu berpikir dan bertindak yang baik dan benar agar jadi sosok beradab serta rendah hati bukannya untuk saling berdebat demi mendapatkan pengakuan tentang siapa diri kita. Jika diri sendiri saja sudah tak dapat dikenali apalagi mengenal Allah?
Postingan yang mutu bukanlah diukur dari banyaknya “Like” tapi dari niatan yang ikhlas untuk menyampaikan kebaikan semata-mata hanya karena Allah SWT tanpa peduli dari kelas strata social mana para penulis tersebut berasal. Penulis berkelas bukan berarti berasal dari kalangan elite, tapi orang-orang tertentu yang mampu berpengaruh luas dan memberikan manfaat mendalam bagi masyarakat banyak yang berefek positif terhadap perubahan sikap, perilaku dan tindakan menuju kearah yang lebih baik.. Jadi untuk apa kita memperdebatkan ini dan itu yang ngga penting. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana seharusnya kita menata diri dan menggunakan media social ini dengan bijak agar menjadi sarana yang bermanfaat dalam rangka mengenal Allah lebih dekat. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa kita kadang risih melihat celotehan-celotehan yang bertentangan dengan diri kita? Permasalahan  sebenarnya yaitu karena  kita sendiri memang belum mempersiapkan diri seutuhnya, terutama pondasi mental maupun spiritual sehingga ketika dihadapkan pada dunia medsos kita dengan mudah terbawa arus, sehingga gesekan-gesekan sedikit saja sudah dapat menyulut api kedengkian, belum lagi kadang masih berlanjut di dunia nyata. Ingatlah bahwa kita di medsos ini hanya numpang media orang, jadi mari ngga usah neko-neko.
Mari kita lebih bijak  dalam bermedsos, disini kita dilatih bagaimana mengontrol diri menghadapi orang-orang yang berbeda karakter dan pemikiran, jika tak sepaham hormati, dan maklumi. Dunia tak kan seindah ini jika tercipta homogen.
Seandainya suatu saat kita mendapatkan cacian dan hinaan kita harus kuat dan bijak menyikapinya. Sadari bahwa kita sendiri hakikatnya adalah makhluk hina seperti yang dinyanyikan bang haji Rhoma Irama bahwa kita tercipta dari setetes air hina. Jadi hinaan itu sebenarnya bukan lagi menjadi hal yang menyakitkan bahkan jadi support penyemangat hidup,anggap saja angin lalu, kenapa harus terlalu diambil hati? Nyantai ajalah seperti yang sering disampaikan Almarhum Gus Dur “Gitu aja kok repot”. Kalimat yang terkesan sederhana tapi mengandung makna mendalam.
Mari kita setting ulang kesalahan-kesalahan persepsi kita selama ini, maklumi dan pahami keterbatasan masing-masing. Semoga Allah senatiasa membuka pintu hidayah-Nya, agar pengertian kita bertambah dan bertambah setiap saat. Aamiin… https://goo.gl/eDjtrh  

No comments:

Post a Comment

KASIH DAN SAYANG

Sudah sewajarnya sebelum melakukan aktifitas kerja kita seringkali mengawali dengan bacaan Basmallah. Sungguh hal ini menjadi kebiasa...